Selasa, 09 Oktober 2012

Keluar dari krisis


“Sesulit apapun keadaannya selalu akan ada jalan keluar yang akan dibukakan untuk kita oleh NYA, asal kita berusaha dan bekerja keras menemukannya “
Saya tidak bisa melupakan peristiwa unik yang saya alami saat saya kuliah di Jurusan Pendidikan Matematika IKIP Negri Surabaya ( sekarang UNESA ).


Perkiraan saya kejadian itu saya alami di semester ke 3. Jadi kira kira pada bulan September 1988. Saya dan teman teman satu kelas harus mengikuti kuliah Ilmu Pendidikan di salah satu kelas di Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Negri Surabaya, yang ada di daerah Pecindilan Undaan Surabaya.Memang Fakultas Ilmpu Pendidikan ini terpisah dari Kampus Utama IKIP Negri Surabaya yang sebagian besarnya terletak didaerah Ketintang Wonokromo Surabaya.

Selepas maghrib,selesai kuliah saya kaget, karena uang saku saya cuma tinggal Rp.150. Uang sebesar itu hanya cukup untuk ongkos naik bis kota atau bemo dari Pecindilan Undaan ke Ketintang Wonokromo.

Kalau saya gunakan untuk naik bis kota atau bemo, maka keesokan harinya saya sudah jelas tidak punya uang lagi untuk beli sarapan pagi, yang harganya ketika itu masih sekitar Rp.150 untuk jenis makanan yang paling murah.

Waktu itu biaya kuliah saya masih mengandalkan kiriman dari ayah – ibu saya di Sumenep Madura. Ayahbekerja sebagi tukang becak, sementara ibu bekerja pembantu rumah tangga

Saya tidak punya pilihan lain, agar keesokan harinya tetap pegang uang untuk sarapan pagi,akhirnya saya memutuskan untuk BERJALAN KAKI dari Pecindilan Undaan hingga Ketintang Wonokromo yang jaraknya ternyata kira kira minimal sejauh 15 km. Dulu waktu masih duduk di bangku SMA, saya juga beberapa kali pulang sekolah dengan berjalan kaki,walaupun hanya sejauh 3 km.

Cara saya bertahan hidup seperti itu yaitu dengan MEMBATASI PENGELUARAN saya untuk bisa tetap eksis hidup di Surabaya secara bertahap saya rubah dengan cara MENINGKATKAN PEMASUKAN saya sehingga saya bisa tetap kuliah, dan menjalani sejumlah aktifitas lainnya yang semakin memajukan hidup saya dengan ijin NYA.

Saya berketetapan hati untuk meperbaiki PRODUKTIFITAS HIDUP saya.Saya tidak bisa mengandalkan terus menerus kiriman dari orang tua saya yang dengan segala kegighannya ingin tetap bisa membiayai saya.

Begitu saya berpikir memperbaiki dan meningkatkan PRODUKTIFITAS HIDUP saya, maka saya menyadari harus melakukan hal hal berikut:

Pertama: Meningkatkan seluruh ilmu pengetahuan, skill dan keahlian saya agar bisa menghasilkan sesuatu baik berupa BARANG maupun JASA yang bisa saya jual kepada orang lain

Kedua: Memperbaiki seluruh kinerja saya dalam bekerja, mulai dari tanggung jawab, fokus, kedisiplinan, komitmen, keuletan, ketepatan, konsisten berlatih dan belajar, serta membiasakan diri melakukan penyempurnaan diri terus menerus,sehingga saya bisa menghasilkan karya terbaik dan memiliki kemampuan bersaing di tengah ketatnya kompetisi kerja di Surabaya.

Ketiga: Melakukan semua usaha agar saya semakin matang, dewasa serta kokoh secara emosional dan spiritual. Nah IBADAH yang saya lakukan dengan semakin meningkatkan KUANTITAS dan KUALITAS nya, serta saya jaga KONSISTENSI nya menjadi kekuatan utama terbentuknya karakter karakter unggul dalam diri saya.Secara bertahap saya merasakan berubah menjadi pribadi yang lebih kuat dalam aspek keyakinan, harapan, motivasi, tanggung jawab,kegigihan, kesabaran, kedisiplinan, kepasrahan,ketulusan dan sebagainya.

Keempat: Melakukan berbagai usaha agar apa yang saya miliki baik berupa BARANG atau KEAHLIAN bisa saya pasarkan kepada sebanyak mungkin orang

Kelima: Menjaga agar setiap interaksi dan pergaulan yang saya lakukan menjadi SEMAKIN LUAS dengan banyak kalangan.Kunci utama dari aspek ini adalah KERENDAHAN HATI, KESANTUNAN, KETULUSAN MENGHARGAI ORANG LAIN, KELAPANGAN DADA,KEAKRABAN dan lain sebagainya

Alhamdulillah, saya bersyukur kepada NYA, secara bertahap hidup saya di Surabaya banyak mengalami perubahan. Akan tetapi soal JALAN KAKI, saya masih tetap suka melakukannya.Saya ingin dijaga dan dipelihara oleh NYA menjadi pribadi yang SANTUN, RENDAH HATI serta TULUS BERGAUL dengan sesama.
(ahmad arqom)

0 komentar:

Posting Komentar